Senin, 17 Februari 2014

DALAM al-Quran terdapat beberapa hewan yang namanya dicantumkan sebagai nama surah. Sebut saja Semut (An-Naml), Gajah (Al-Fiil), Laba-Laba (Al-Ankabut), atau Lebah (An-Nahl). Tentu saja, tidak semata-mata Allah Swt. mencantumkan nama hewan tersebut sebagai nama surah dalam Al-Quran apabila hewan tersebut tidak memiliki kelebihan ataupun hikmah yang bisa dipetik. Sebagai contoh adalah lebah.
Banyak orang yang belum memahami Al-Quran mungkin akan bertanya-tanya mengapa hewan kecil bersayap yang suka menyengat ini dimasukkan sebagai nama surah? Namun, pertanyaan tersebut akan sirna dengan sendirinya dan akan segera memperoleh jawaban apabila membaca salah satu ayat dalam surah An-Nahl.

Dalam ayat-68-69 surah An-Nahl, Allah Swt. berfirman: “Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibuat manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Rabbmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia….”(QS. An-Nahl [16]: 68-69)

Ayat tersebut secara jelas menggambarkan bahwa kepantasan lebah menjadi salah satu nama surah dalam Al-Quran itu disebabkan manfaat yang bisa diperoleh dari lebah tersebut, yakni berupa madu yang dapat dijadikan sebagai obat. Pada awalnya mungkin banyak orang yang tidak yakin bahwa madu bisa menjadi obat. Namun, dalam perkembangannya kemudian, para ahli kedokteran telah membuktikan bahwa madu memang bisa dijadikan obat. Adapun beberapa khasiat madu yang dihasilkan lebah adalah sebagai berikut:

Madu untuk Sumber Energi

Pada masa lalu, para atlet Romawi dan Yunani kuno meminum madu sebelum dan sesudah bertanding sebagai obat untuk stamina dan pemulih energi karena madu mengandung gula yang cepat diserap oleh sistem pencernaan. Dengan kata lain, madu adalah sumber energi instan

Madu Seefektif Glukosa

Hasil riset yang dikeluarkan sebuah jurnal kesehatan menyebutkan kadar glycemic index (GI ukuran untuk mengukur dampak negatif makanan dalam gula darah) yang rendah pada madu memperlambat penyerapan gula dalam darah sehingga lebih menyehatkan sistem pencernaan dan menjamin ketersediaan karbohidrat selama berolahraga. Sementara itu, Laboratorium Nutrisi di Universitas Mempish menyatakan bahwa madu seefektif glukosa pengganti karbohidrat selama pemanasan.

Madu untuk Penyembuh Luka

Dalam dunia pengobatan masyarakat Yunani dan Romawi memelopori penggunaan madu untuk mengobati hidung tersumbat. Adapun bangsa Mesir kuno menjadi pelopor pemanfaatan madu untuk mengobati luka. Mereka membuat salep dari madu untuk mengobati luka bakar dan luka akibat tusukan benda tajam.

Madu sebagai Antibiotik

Setelah ribuan tahun digunakan, khasiat madu sebagai obat luka terungkap secara ilmiah. Madu bekerja sebagai antibiotik alami yang sanggup mengalahkan bakteri mematikan. Bahkan, madu mampu mengeringkan bakteri sehingga bakteri sulit tumbuh.

Madu untuk Membunuh Kuman

Kandungan asam amino bebas dalam madu mampu membantu penyembuhan penyakit. Madu mengandung zat antibiotik yang berguna untuk mengalahkan kuman patogen penyebab infeksi.

Madu untuk Terapi

Madu termasuk dalam 500 resep obat dari 900 resep yang diketahui. Pengobatan modern yang mengacu pada terapi kuno penggunaan madu dari Mesir puas dengan hasil madu yang digunakan untuk terapi.

Madu untuk Mengobati Borok

Uji coba terhadap seorang pasien berusia 79 tahun yang menderita diabetes berhasil menyembuhkan borok pada jari kaki. Sang pasien bahkan tidak jadi diamputasi berkat terapi madu tersebut

Madu untuk Antioksidan

Riset di Universitas Purdue itu menyimpulkan, konsumsi suplemen kalsium bersama madu mampu meningkatkan penyerapan kalsium oleh tubuh.

Madu untuk Awet Muda

Bagi keluarga Kerajaan Inggris, sarapan madu adalah kebiasaan. Setiap hari, mereka mengoleskan madu berkualitas tinggi pada roti. Madu-lah yang menyebabkan kesehatan keluarga Kerajaan Inggris terjaga dengan baik sehingga berumur panjang dan awet muda.
Demikianlah untuk kesekian kalinya Al-Quran memberikan bukti keluarbiasaannya. Sebagaimana bunyi kalimat terakhir ayat yang dikutip di atas “… Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Rabb) bagi orang-orang yang memikirkan,” sudah selayaknya kita memikirkannya. Wallahu a’lam

Senin, 10 Februari 2014

PERBINCANGAN seputar cinta dalam kehidupan merupakan perihal yang sangat menyenangkan, menakjubkan, dan tak membosankan. Sepasang mempelai merasakan manisnya cinta dalam bingkai tali ikatan pernikahan, pasangan suami istri memadu kasih dan cinta di dalam mahligai bahtera rumah tangga, orang tua mencurahkan butiran-butiran cinta kepada anak-anaknya, seorang saudara mencintai saudaranya atas dasar ikatan kekerabatan. Semuanya terpikat, tersihir, dan terpanah  oleh “cinta”.
Ketika seorang istri melabuhkan cintanya kepada pasangannya, tentunya adanya indikasi cahaya cinta yang memancar dalam relung hatinya. Ia akan memberikan pelayanan spesial dan super kepada tambatan hatinya. Ia rela berkurban untuk mereguk manisnya cinta. Itulah cinta membuat orang bahagia ketika meraihnya dan membuat orang merana ketika jalinan cinta kandas oleh gelombang besar yang menerpa.
Agar cinta seseorang meraih selaksa pahala, hendaklah ia memperhatikan makna cinta yang sebenarnya, apa dasar cinta berlabuh dalam hatinya, dan apa motivasi cinta yang tertanam dalam jiwanya.
Cinta yang membuahkan pahala adalah cinta berpijak karena Alloh. Seseorang mencintai istrinya bukan karena harta melimpah yang dimilikinya. Seseorang mencintai saudaranya bukan karena jalinan kekerabatan. Seseorang mencintai anaknya bukan karena ikatan nasab. Seseorang mencintai teman kerjanya bukan karena satu perusahaan. Jadi, cinta yang bermuara pahala adalah cinta karena Alloh swt Katakan “I Love You karena Alloh”Maksud cinta karena Alloh  adalah mencintai orang lain-istri, anak, saudara seiman, kerabat, dan teman-karena ketakwaan, keimanan, dan ketaatan kepada Alloh swt Katakan “I Love You karena Alloh”.
Jika seseorang mencintai istrinya karena kecantikannya, niscaya kecantikan akan punah. Jika seseorang mencintai istrinya karena harta benda yang melimpah, niscaya harta bendanya bisa binasa. Jika seseorang mencintai istrinya karena keturunannya, niscaya keturunanya tidak bisa menyelamatkan dirinya dari kobaran api neraka. Oleh karena itu, cintailah istri, anak, orang tua, kerabat dan teman karena ketaatan kepada Alloh , niscaya cinta itu akan membuahkan balasan kebaikan di dunia dan buah pahala di akhirat kelak.
Buah ranum yang di dapat dari orang yang mencintai karena Alloh adalah mendapatkan naungan pada suatu hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan dari Alloh . Pada hari kiamat matahari akan didekatkan kepada manusia dengan sedekat-dekatnya, merekapun berpeluh ada yang sampai telinga, ada yang sampai lutut, ada juga yang sampai kedua mata kaki. Saking panasnya hingga kumpulan peluh mereka menembus bumi sejauh tujuh puluh hasta. Pada hari itu tidak ada naungan atau memayungi terik panasnya matahari kecuali naungan dari Alloh .
Dari Abu Hurairoh ranhu Katakan “I Love You karena Alloh”  bahwa Nabi Muhammad saw Katakan “I Love You karena Alloh” bersabda:“Tujuh golongan yang mereka dinaungi oleh Alloh di bawah naungan-Nya (naungan arsy-Nya atau naungan yang Alloh ciptakan untuk menaungi hamba-Nya yang dikehendaki-Nya) pada hari tiada naungan selain naungan-Nya: seorang pemimpin yang adil, seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Alloh , seorang yang hatinya selalu terpaut dengan masjid, dua orang yang saling mencintai karena Alloh ; keduanya berkumpul dan berpisah karena cinta Alloh, seseorang yang diajak zina oleh seorang wanita yang memiliki kecantikan dan kemolekan akan tetapi ia berkata, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Alloh .’, seorang yang mengeluarkan sedekah lalu menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya, dan seseorang yang berdzikir kepada Alloh dalam kesendirian sehingga berlinanglah air matanya. (HR. Bukhori dan Muslim)
Syaikh Sholih Utsaimin  rahimahu Katakan “I Love You karena Alloh” berkata, “Maka makna ‘Pada hari tiada naungan selain naungan-Nya’ atau ‘Mereka dinaungi oleh Alloh di bawah naungan-Nya’ adalah naungan yang tak seorangpun mampu mengukurnya pada waktu itu. Karena pada waktu itu tak ada satupun bangunan yang ditegakkan, tak ada tanaman yang ditanam, tak ada pasir yang ditegakkan, tak ada batu-batu yang disusun, semua tidak ada sama sekali. Alloh swt Katakan “I Love You karena Alloh”berfirman,
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, Maka Katakanlah: “Robbku akan menghancurkannya (di hari kiamat) sehancur-hancurnya, maka Dia akan menjadikan (bekas) gunung-gunung itu datar sama sekali. Tidak ada sedikitpun kamu lihat padanya tempat yang rendah dan yang tinggi-tinggi.” (QS. Thoha [20] : 105-107)
Tak ada sesuatupun yang memayungi seseorang dari terik matahari. Tidak ada bangunan, tidak ada pepohonan, tidak ada bebatuan, dan tidak ada sesuatupun dari semua itu. Akan tetapi Alloh ‘Azza wa Jalla menciptakan sesuatu dengannya Dia menaungi siapa saja yang dikehendaki dari para hamba-Nya pada hari dimana tidak ada naungan selain naungan-Nya. Inilah makna hadits yang sebenarnya dan hadits itu tidak ada makna lain yang demikian ini. Yang menjadi pokok dalam hadits bab ini adalah ungkapan Beliau,
“…Dua orang yang saling mencintai karena Alloh, keduanya berkumpul dan berpisah karena cinta Alloh”. Maksudnya adalah di antara keduanya berproses sebuah cinta. Akan tetapi cinta karena Alloh  bukan cinta karena harta, atau karena kemuliaan, atau karena nasab keturunan atau karena yang lain-lainnya. Akan tetapi, cinta karena Alloh . Engkau melihatnya taat kepada Alloh, menjauhi hal-hal yang diharamkan oleh Alloh, sehingga ia dicintai karena semua ini. Inilah pengertian yang termasuk dalam hadits,’…dua orang yang saling mencintai.” (Syarh Riyadhus sholihin 1/432)
Buah lain yang akan didapat bagi orang yang mencintai karena Alloh adalah Alloh Yang Maha Pengasih dan Penyayang akan mencintainya.
Dari Abu Idris Al-Khaulani , ia berkata, ‘Aku masuk masjid Damaskus. Tiba-tiba aku melihat pemuda dengan gigi seri yang mengkilap yang dikerumuni orang banyak. Jika mereka berbeda pendapat dalam suatu hal mereka mengembalikan perkara itu kepadanya. Mereka meminta pendapatnya. Maka aku bertanya berkenaan dengannya dan dikatakan, ‘Itu adalah Muadz bin Jabal . Keesokan harinya aku datang pagi-pagi sekali ke masjid dan aku dapati ia telah mendahuluiku tiba pagi-pagi di masjid. Aku lihat ia sedang menunaikan sholat. Aku menunggunya hingga selesai menunaikan sholatnya. Aku mendatanginya ke arah depannya. Aku sampaikan salam kepadanya lalu kukatakan, ‘Demi Alloh, aku cinta kepada engkau karena Alloh’. Maka ia berkata, ‘Demi Allohkah? Kujawab, ‘Demi Alloh. Ia menarik ujung selendangku dan menarikku dekat kepadanya, lalu ia berkata, ‘Bergembiralah, sungguh aku telah mendengar Rosululloh  bersabda, ‘Alloh  berfirman: ‘Pasti akan mendapatkan kecintaan dari-Ku orang-orang yang saling mencintai karena Aku, saling bergaul karena-Ku, saling mengunjungi karena-Ku dan saling bershadaqah karena-Ku.” (HR. Malik dalam Al-Muwaththa dengan isnadnya yang shahih)
Buah lain yang didapat dari orang yang mencintai karena Alloh adalah manisnya iman artinya bukan manisnya gula atau madu, tetapi manis yang lebih agung dari segala yang manis. Manis yang ditemukan oleh manusia di dalam hatinya. Manis yang agung yang tiada taranya. Ia menemukan kelapangan dalam sanubarinya, kecintaan kepada kebaikan, kecintaan kepada pelaku kebaikan di dalam hatinya. Kebaikan yang tidak diketahui melainkan oleh orang yang sebelumnya belum pernah menemukannya.
  Dari Anas ranhu Katakan “I Love You karena Alloh” dari Nabi saw Katakan “I Love You karena Alloh” bahwa beliau berkata, “Tiga hal yang barangsiapa tiga hal itu ada dalam dirinya, niscaya ia akan mendapatkan manisnya iman; hendaknya Alloh dan Rosul-Nya paling ia cintai daripada selain keduanya, hendaknya mencintai seseorang dengan tidak mencintainya melainkan karena Alloh dan hendaklah merasa benci kembali kepada kekafiran setelah Alloh menyelamatkan dirinya dari kekafiran itu sebagaimana ia benci dirinya akan dilemparkan ke dalam api neraka.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Syaikh Sholih Utsaimin rahimahu Katakan “I Love You karena Alloh” berkata, “Inilah yang pokok. Engkau mencintai seseorang tiada lain karena Alloh , bukan engkau mencintai karena kerabat, bukan karena hartanya, bukan karena kemuliaannya, dan bukan karena sesuatu dari dunia, tetapi engkau mencintai karena Alloh .
Cinta kepada kerabat adalah cinta yang alami. Setiap orang mencintai kerabatnya dengan cinta alami. Bahkan semua macam binatang mencintai anak-anaknya. Engkau sering melihat berbagai macam induk binatang dan serangga mencintai anak-anaknya hingga besar. Lalu para induk mulai mengusir anak-anaknya…
Yang jelas cinta kepada kerabat adalah cinta alamiah. Akan tetapi, jika kerabat engkau adalah orang sholih, maka hendaklah engkau mencintainya di atas sekedar cinta alamiah, engkau mencintainya dengan cinta karena Alloh.” (Syarh Riyadhus sholihin 1/432)
Semoga kita mampu melabuhkan cinta kita kepada orang tua, istri, anak-anak, karib kerabat, dan teman-teman kita karena Alloh swt Katakan “I Love You karena Alloh” semata. Wallohu a’lam
REPUBLIKA.CO.ID, Yusuf Ali Bernier merupakan mualaf dari Kanada. Sebelum menjadi Muslim, hidupnya lekat dengan gereja. Pelayanan gereja terutama ritual berulang , bernyanyi , dan doa kepada Yesus atau Maria atau Tuhan dan kadang-kadang orang-orang kudus menjadi hal-hal yang mengiringi pertumbuhan Yusuf.

Ia biasa duduk dengan bingung membaca Alkitab sembari merekam dalam tape recorder. Setelah selesai, Ia akan memutar rekaman kembali dengan harapan menangkap makna dari apa yang baru saja dibacanya. Namun, cara itu tak juga membantunya memperoleh apa yang ia cari.

Pada suatu hari, ia menyaksikan khotbah di televisi dimana acara tersebut  memerintahkan pemberian Alkitab gratis dan menyumbangkan sebanyak yang bisa dilakukan ( yang tidak bisa banyak dilakukan anak laki-laki sepuluh tahun ) kepada penginjil televisi. Ganjarannya Ia akan menerima surat terima kasih dan berkat dan yang membuat saya merasa baik .

Hal itu berlangsung selama satu tahun atau lebih sampai akhirnya Ia menjadi terlalu frustrasi, kehilangan, dan ​​bosan dengan seluruh proses. Bukannya mengerti, Yusuf malah semakin bingung memahami arti yang ada di dalam injil.

"Aku memiliki Alkitab di lemari laci dan saya hanya akan menyebutnya sesekali pada saat saya remaja. Aku menerima kenyataan bahwa aku tidak akan pernah benar-benar memahami Alkitab. Artinya , ironisnya , sampai nanti ketika saya menjadi Muslim. Saat itulah aku mulai mendapatkan pemahaman yang lengkap itu," jelasnya, seperti dilansir dari Onislam, Selasa (14/1).

Apa yang membuat Ia bingung dengan Injil adalah kontradiksi antara kitab tersebut dan apa yang telah diajarkan oleh para imam dan pendidik agamanya. Ia menemukan bahwa hampir setiap aspek keyakinannya terguncang atau tidak masuk akal sama sekali setelah mengacu pada Injil.

Ia merasa inti dari imannya yang telah dipelajari  adalah palsu. Hal tersebut membawa dirinya ke titik di mana pesimis dan sinis terhadap agama. Akhirnya saat remaja,  Ia pun seperti mengejek Agama yang diyakininya dengan pergi gereja sembari mengunyah permen karet dan setengah hati berpartisipasi dalam pelayanan.

Ia akan bersuara pada saat menyebutkan Tuhan atau Yesus. Ia tidak tahu apa yang bisa dipercaya lagi. Satu-satunya hal yang Ia yakini adalah bahwa Tuhan itu ada. Semua kebingungan dan kekecewaannya dari usia sepuluh tahun akhirnya memicu mencari Kebenaran dan akhirnya membawanya ke agama yang disebut Islam.

Pertemuan pertamanya dengan orang-orang Muslim adalah melalui transaksi bisnis. Hangat dan murah hati keramahan mereka memenangkan hatinya. Ia juga tergelitik dengan orang Muslim yang setia  dengan Allah dalam ungkapan-ungkapan seperti  Alhamdulillah (semua Segala puji bagi Allah ) dan Insya Allah ( Insya Allah ).

Ia tidak pernah melihat orang-orang dalam keadaan iman yang kuat seperti ini sebelumnya. Yusuf menemukan Kebaikan, kemurahan hati dan sifat belas kasih mereka adalah sebuah bagian dari seorang Muslim. Hal ini lantas mendorongnya ingin menjadi seperti mereka.

"Ini adalah apa yang menarik dari orang-orang Islam , ini adalah apa yang membuat saya tertarik terhadap Islam," ujarnya.

Setelah peristiwa tersebut, Ia mulai mempelajari dasar-dasar Islam. Semakin Ia belajar, Yusuf semakin ingin tahu. Ia mempelajari Islam melalui buku-buku yang ditulis oleh umat Islam dan juga membaca terjemahan Al-Quran. Ketika itu, hanya beberapa orang yang tahu bahwa Ia sedang belajar Islam.

Ia beralasan karena tidak ingin ada campur tangan dari umat Islam dan terutama dari teman-teman Kristen dan Yahudinya. "Saya tahu bahwa jika ada yang membimbing dan membantu saya dalam pencarian kebenaran adalah Allah," jelasnya.

Seiring waktu berlalu , pengetahuannya berkembang menjadi alam Kebenaran sampai sekarang tanpa sepengetahuan saya . Islam menjadi kekuatan yang kuat seperti magnet menarik dirinya lebih dekat dan lebih dekat untuk itu.

Allah adalah satu-satunya hal dipikirkannya ketika melayang tidur dan pikiran pertama ketika terbangun. Islam membangun intelektual serta hatinya dan Ia menjadi begitu semangat tumbuh untuk itu.
Baca Quran

Ia akhirnya belajar Surat Al - Ikhlas meskipun belum Muslim. Ia mulai mengajar diri untuk berdoa dengan menggunakan buku dan membaca satu-satunya Surah yang Ia tahu. Ia merasakan kebutuhan yang sangat besar untuk bersujud kepada Yang Maha Kuasa untuk meminta maaf dan petunjuk menjadi hal yang paling masuk akal baginya.

Tak lama kemudian, Ia berangkat berlibur sembari membawa Qur'an. Empat hari kemudian, Ia yang sendirian di negara asing terkena sakit parah. Ia hanya terbaring selama sebulan dan setiap hari kehilangan hampir satu pon berat badanya.

Menghadapi kematian, Ia yang sendirian dalam penderitaan ingat memohon kepada Allah untuk tidak membiarkannya mati dalam kondisi tidak lengkap. Waktu itu Ia  belum dikonversi menjadi Muslim tapi dalam hatinya selalu ingin menjadi seorang Muslim. Ia tersadar dahulu seperti menunda-nunda mencoba untuk mempelajari segala sesuatu yang benar.

Kini, Ia percaya bahwa itu adalah panggilan untuknya dari Sang Maha Penyayang. Itu adalah untuk momen baginya untuk mengatakan bahwa hidup ini terlalu singkat untuk menunda sesuatu yang ingin dilakukan.

Setelah memohon, kondisnya berangsur baik dan Ia bisa kembali ke Kanada. Dua minggu setelah kembali ke Kanada Ia masuk Islam. "Al- Hamdulillah saya tidak mati sebelum mengatakan syahadat," ujarnya.

"Allah  Maha Penyayang. Dia memberikan orang banyak peluang dan tanda-tanda . Bagian yang sulit adalah tidak begitu banyak orang mengenali tanda-tanda tersebut," jelasnya.

"Islam seperti obat. Ini perubahan perilaku menyimpang dan menenangkan serta membuat jiwa menangis. Islam adalah agama Kebenaran dan Quran adalah panduan untuk semua aspek kehidupan. Quran memberi saya semua jawaban atas pertanyaan saya," kenangnya.

Ini, lanjutnya,  meringankan kebingungan saya dan mengubahnya menjadi kejelasan dan pemahaman . Tidak pernah terlintas ada agama yang Kebenaran mutlak dalam bentuk yang paling murni . Jika seluruh umat manusia menyadari bahwa kebenaran ini adalah agama Islam.

"Saya berdoa kepada Allah untuk membimbing kita semua ke jalan yang lurus. Jalan semua nabi Allah termasuk Ibrahim , Nuh , Musa , Yesus , dan Muhammad ( damai atas mereka semua )," tandasnya.